LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM - GEOMORFOLOGI DAN ANALISIS LANSKAP

 

I.          PENDAHULUAN

 

Gunung Gumitir merupakan sebuah gunung yang terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, lebih tepatnya antara kecamatan Silo dengan kecamatan KalibaruProvinsi Jawa Timur. Gunung ini terkadang juga disebut dengan nama Gunung Mrawan (bukan desa Mrawan). Sejak zaman dulu, jalan raya di Gunung Gumitir telah menjadi jalur penghubung terpendek antara Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Gunung Gumitir dipilih sebagai jalur penghubung, karena memiliki ketinggian paling rendah di antara deretan pegunungan yang lain, dari Gunung Raung (utara) hingga Gunung Kidul (selatan).

Lokasi Gunung Gumitir dalam analisis/kajian Klasifikasi Bentang Alam kali ini memiliki batasan dengan titik koordinat Utara   8°15'54.12"S, Selatan   8°17'6.32"S, Timur 113°56'43.45"T dan Barat 113°55'30.50"T dan Latitude  8°16'38.23"S serta Longitude 113°56'1.98"T. Klasifikasi Bentang Alam dengan koordinat dan luasan yang tertera diatas diharapkan dapat menentukan sekurang-kurangnya 3 klasifikasi Bentang Alam dari orde 3, seperti lereng, pegunungan, bukit, pleateu, dan lembah.

Noor, Djauhari (2014) menyebutkan bahwa relief orde ketiga dikenal juga sebagai bentuk-bentuk yang bersifat membangun (contructional forms), hal ini disebabkan karena relief ini dibentuk oleh proses-proses endogen. Kawasan benua-benuan dan cekungan laut merupakan tempat keberadaan atau terbentuknya satuan-satuan dari relief dari order kedua seperti dataran, plateau, dan pegunungan. Gaya endongen yang berasal dari dalam bumi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan diatas muka bumi, adapun gaya endogen tersebut dapat berupa: (1) epirogenesa (pembentukan benua) dan (2) Orogenesa (pembentukan pegunungan). Kelompok lainnya dari relief orde ketiga ini adalah bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik yang dikenal bentangalam gunung api. Bentuk-bentu bentang alam yang dihasilkan oleh proses endogen diatas masih berada dalam tahapan awal (initial stage). Bentuk-bentuk bentang ala ini kemudian akan mengalami penghancuran oleh gaya eksogen (Destruction forces) yang memungkinkan terjadinya perubahan dari bentuk aslinya membentuk orde empat.

Klasfikasi Bentang Alam ini dimaksudkan untuk menjembatani kesulitan analisis lansekap geologi dalam bidang pertanian. Klasifikasi dan analisis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan pengamatan secara langsung ke lapang dan menggunakan citra satelit seperti platform Google Earth Pro dan Google Maps. Kegiatan praktikum kali ini, akan dilakukan menggunakan platfrom Google Earth Pro dan Google Maps. Meskipun banyak kekurangan karena praktikan tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung akibat pandemi Covid-19 diharapkan dengan analisis khusus menggunakan citra satelit dengan analisis garis kontur dan aliran air, penampang peta pada google maps tipe medan dapat membantu klasifikasi bentang alam orde 3 sesuai yang diharapkan pembimbing praktikum.

 

2.         ALAT/BAHAN/SARANA PENDUKUNG

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Geomorfologi dan Analisis Lanskap adalah sebagai berikut :

a.         Personal computer/laptop

b.         Software aplikasi Google Earth Pro dan Google Maps

c.         Jaringan Internet

d.         Pustaka umum ataupun pustaka khusus

 

3.         METODE PRAKTIKUM

a.       Menyiapkan Alat/Bahan/Sarana Pendukung yang sudah dituliskan pada buku panduan

b.      Melakukan penentuan lokasi, dimana lokasi yang dipilih harus memiliki sekurang- kurangnya 3 (tiga) bentang alam yang termasuk dalam Bentang Alam ordo ke-tiga

c.       Membuka aplikasi Google Earth Pro untuk membuat overlay dengan lebar antara 25 km-40 km dan panjang 40 km – 60 km

d.      Membuat garis penampang (overlay) peta, minimal 2 penampang (Barat-Timur dan Selatan-Utara) dengan menarik garis lurus searah mata angin menggunakan fitur Add Path yang disediakan Google Earth Pro

e.       Mencari informasi mengenai ketinggian bentang alam, lebar, panjang garis penampang dengan menggunakan fitur Show Elevation Profile

f.        Mengcopy paste gambar overlay, path dan informasi mengenai Bentang Alam dengan mengeklik edit pada toolbar dan copy image

g.      Membuka overlay pada Google Earth Pro pada aplikasi Google Maps dengan menekan Ctrl + Alt + M


 

 

h.      Mengcopy paste domain lokasi google maps agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan analisis dan klasifikasi bentang alam selanjutnya

i.        Mengcapture kontur, bentuk aliran air dengan megubah tipe peta pada google maps menjadi bentuk medan (terrain)

j.        Membuat deskripsi dan penamaan kualitatif masing-masing bentuk bentang alam yang terdapat pada peta yang sudah dintentukan

k.      Membuat deskripsi dan penamaan kuantitatif masing-masing bentuk bentang alam berdasarkan ketinggian kemiringan lahan dalam satuan persen (%) tiap satuan bentang alam

l.        Membuat laporan Praktikum Geomorfologi dan Analisis Lanskap.

 

4.         HASIL DAN PEMBAHASAN

Geomorfologi merupakan ilmu percabangan geologi yang membahas tentang proses pembentukan permukaan bumi dengan memperhatikan proses-proses geologi yang terjadi pada permukaan bumi. Pengukuran dan mempelajari geomorfologi ini dapat dilakukan secar langsung dengan pemetaan lapangan terhadap bentuk bentang alam, penafsitan foto udara (Citra satelit), analisis laboratorium dan menggunakan hasil survei yang telah dipublikasikan (Journal, text book). Secara umum, kegiataan penafsiran foto udara menggunakan citra satelit akan menghasilkan peta-peta seperti Peta Geomorfologi dan Peta Geologi. Peta Geomorfologi sendiri tidak memperlihatkan satuan batuan dari bentang alam, namun karakteristik yang muncul dalam suatu bentang alam dapat memprediksi bebatuan yang mendasarinya,

Peta-peta tersebut terbentuk karena adanya Geologi Foto, dimana geologi foto merupakan kegiatan penggunaan foto udara dalam geologi. Malik, R, F., et al., (2017) menyebutkan bahwa para ahli geologi menggunakan foto udara sebagai peta dasar dan di laboratorium foto tersebut akan diolah untuk membuat peta peta geomorfologi, geologi bahkan topografi. Dalam pembuatan peta geologi para ahli akan membuat pemetaan Geolofi foto dimana hal itu akan membentuk obyek-obyek yang spesifik/khas dan disepakati oleh para ahli. Pengerjaan Geologi Foto ini juga membantu pembentukan peta Geomorfologi, gimana Peta geomorfologi dapat enunjukkan sejarah erois yang ditinggalkan. Kegiatan praktikum kali ini dilakukan tanpa menggunakan pengamatan langsung, dengan kata lain praktikan akan menggunakan software yang menyediakan citra landsat geologi dan geomorfologi bentang alam. Software yang digunakan adalah Google Earth Pro


 

 

dan Google Maps. Praktikan diwajibkan mendeksripsikan bentuk-bentuk bentang alam dari ordo ke-tiga dengan membuat penampang dan garis penampang peta untuk mengetahui penamaan bagian bentang alam dengan menganalisis topogarfi suatu lahan. Penamaan bagian bentang alam menggunakan garis penampang tersebut akan diperkuat dengan bentuk kontur dan aliran air menggunakan peta medan (terrain). Hasil penamaan dan klasifikasi tersebut tentunya akan disesuaikan dan diselaraskan dengan penamaan yang telah disepakati oleh ahli dalam pemetaan Geomorfologi. Lokasi Gunung Gumitir dalam analisis/kajian Klasifikasi Bentang Alam kali ini memiliki batasan dengan titik koordinat Utara   8°15'54.12"S, Selatan   8°17'6.32"S, Timur 113°56'43.45"T dan Barat 113°55'30.50"T dengan Latitude  8°16'38.23"S serta longitude 113°56'1.98"T.

4.1       GARIS PENAMPANG PETA

Penampang adalah hasil proyeksi dua dimensi (berupa kenampakan muka bumi/bentang alam) berdasarkan data pada peta topografi. Penampang yang dimaksudkan di sini adalah penampang Geomorfologi, sekalipun ada pula penampang Geologi. Penampang Geomorfologi memberi informasi mengenai bentuk lahan pada peta topografi, berupa garis dengan warna berdasarkan klasifikasi bentang alam Van Zuidam. Garis Penampang ini dapat dimanfaatkan untuk pengidentifikasian topografi suatu wilayah dalam peta Geomorfologi, dimana berdasarkan topografi tersebut akan terbentuk suatu deskripsi bentang alam dengan penamaan berdasarkan ketinggian tempat.

Pembuatan garis penampang pada penampang peta bisa dilakukan sekurang- kurangnya 2 garis, yaitu penampang Utara-Selatan dan penampang Barat-Timur. Pada penampang peta Gunung Gumitir, telah terbentuk 4 garis penampang yaitu Utara (U)- Selatan (S), Barat (B)-Timur(T), Timur Laut (TL) -Barat Barat Daya (BD) dan Tenggara (TE) dan Barat Laut (BL). Garis-garis penampang tersebut melewati beberapa bagian bentang alam, sehingga akan terlihat ketinggian yang tidak konstan yang juga dijabarkan dalam prosentase topografinya.

4.1.1    BATAS UTARA-SELATAN

Garis Penampang Utara Selatan pada penampang diketahui memiliki ketinggian minimal 579 mdpl, ketinggian maksimal 680 mdpl dengan rata-rata 622 mdpl. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa lokasi


overlay/penampang Gunung Gumitir yang dibuat pada Google Earth Pro merupakan kawasan dataran medium. Hal tesb bersesuaian dengan pernayatan Istiawan, N. D., dan Kastono, D. (2018) bahwa ketinggian dataran rendah adalah <400mdpl, dataran medium 400-700 mdpl dan dataran tinggi >700 mdpl.

Kemiringan lereng (+) maksimal adalah 73,3% dengan rata-rata 23,5%, dan kemiringan lereng (-) dengan kata lain lereng yang turun maksimal adalah-63,5% dengan rata-rata -22,0%. Slope atau kemiringan ini merupakan kenampakan permukan alam disebabkan adanya perbedaan ketinggian antar dua tempat. Prosentase kemiringan lereng ini dapat memperdiksi derajat kemiringan/keterjalan suatu bentuk bentang alam pada bidang horisontal. Berdasarkan Pedoman Analisa Tepa Topogarfi slope dengan prosentase 30-70% dapat diguanakan sebagai tempat rekreasi umum, bangunan terhitung, jalan lain (jalur alternatif), kawasan pertanian (terasiring) dan juga kawasan industri.

Hasil konversi koordinat Google Earth Pro ke Google Maps memperlihatkan bahwa garis penampang U-T melewati satu gunung yaitu Gunung Gumitir dengan ketinggian puncak 680 mdpl. Gunung ini bukan merupakan gunung tidak aktif karena apabila dilihat dari pola aliran sungai berbentuk radial.

4.1.2    BATAS BARAT-TIMUR

Garis Penampang Barat Timur pada penampang diketahui memiliki ketinggian minimal 624mdpl, ketinggian maksimal 655 mdpl dengan rata-rata 559 mdpl. Daerah ini merupakan pegunungan dan banyak dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian. Noor, D (2014) menjelaskan bahwa pegunungan merupakan rangkaian gunung dan bukit, yang memiliki ketinggian seribu meter diatas permukaan laut.

Kemiringan lereng (+) maksimal adalah 66,3% dengan rata-rata 18,0%, dan kemiringan lereng (-) dengan kata lain lereng yang turun maksimal adalah -84,2% dengan rata-rata -25,2%. Kemiringan lereng pada penampang B-T lebih kecil dibandingkan penampang U-S, karena daerah yang dilewat garis penampang merupakan pegunungan. Berdasarkan Pedoman Analisa Tepa Topogarfi (tabel 4) slope dengan prosentase 30-70% dapat diguanakan sebagai tempat rekreasi umum, bangunan terhitung, jalan lain (jalur alternatif), kawasan pertanian (terasiring) dan juga kawasan industri.

LAMPIRAN

Gambar 1. Hamparan Lokasi Gunung Gumitir

Rounded Rectangle: PlateauRounded Rectangle: Lereng CuramRounded Rectangle: Lembah

Gambar 2. Penampang Utara-Selatan (US)

 

 

Gambar 3. Penampang Barat-Timur (BT)

Rounded Rectangle: Plateau
Rounded Rectangle: Bukit
Rounded Rectangle: Gunung

 

 


Rounded Rectangle: Lereng CuramRounded Rectangle: pegununganRounded Rectangle: Lereng landai

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS LQ (LOCATION QUOTIENT) MATERI 4 PRAKTIKUM DPPW

Perbedaan Proses Embriogenesis Somatik Langsung dan Tidak Langsung dan Masalahnya