Perbedaan Proses Embriogenesis Somatik Langsung dan Tidak Langsung dan Masalahnya

 Kelompok VII

Ketua : Vindi Sinta Maysella (19025010203)

Notulen : Akhfad Al Farabi(19025010207)

Anggota Kelompok :

Vindi Sinta Maysella (19025010203)

Hammada Hidayaturrachman (19025010205)

Akhfad Al Farabi(19025010207)

Aura Nabita Putri (19025010209)

Kelas : Agroteknologi E 

Mata Kuliah : Bioteknologi Pertanian 

Materi : Perbedaan Proses Embriogenesis Somatik Langsung dan Tidak Langsung dan Masalahnya 

Embriogenesis Somatik adalah pembentukan embrio lengkap atau perkecambahan dari suatu eksplan yang berasal dari sel – sel somatik atau bagian sel tubuh sebuah tanaman melalui proses in vitro. Embriogenesis somatik memiliki 2 proses untuk menjadi embrio lengkap yaitu melalui langsung dan tak langsung. Embriogenesis somatik langsung merupakan proses yang tidak melalui tahap kalus tetapi langsung dari eksplan sel tubuh tanaman menjadi embrio. Sedangkan embriogenesis somatik tidak langsung adalah proses yang melalui tahap kalus kemudian menuju perkecambahan atau menjadi embrio lengkap. 

Proses embriogenesis ini memiliki tahapan proses yakni induksi atau penanaman eksplan pada media, perkembangan eksplan, pematangan eksplan, dan perkecambahan. Tahap-tahap embriogenesis somatic terdapat perbedaan antara tanaman dikotil dan monokotil. Pada tanaman dikotil, tahapan yang dapat teramati yaitu globural, jantung, hati, torpedo dan planlet. Sedangkan tanaman monokotil tahapan yang dapat teramati adalah globular, coleoptillar, dan scutellar. 

Sebagai contoh proses embriogenesis somatik langsung pada tanaman tembakau melalui eksplan daun yang menghasilkan embrio dengan jumlah tunas banyak, akar yang panjang, dan pertumbuhan tinggi tunas dengan kualitas yang baik. Induksi daun tembakau di tanamkan pada media agar MS dengan adanya tambahan hormon auksin berupa IAA yang mengandung unsur hara nitrogen. Selain itu, diaplikasikan juga BAP sebagai hormon sitokinin untuk pertumbuhan eksplan. Konsentrasi kombinasi antara IAA dan BAP ini merupakan kombinasi yang seimbang dan baik untuk pertumbuhan eksplan. Perlakuan kombinasi antara BAP 3,0 ppm dan IAA 0,2 ppm dalam induksi somatik embriogenesis menunjukkan morfologi somatic embriogenesis yang terdapat 4 tahapan dan kosentrasi BAP hanya merangsang pertumbuhan panjang akar saja sedangkan konsentrasi IAA merangsang jumlah tunas, tinggi tunas, dan panjang akar.

Contoh selanjutnya pada embriogenesis somatik tidak langsung terjadi pada tanaman kopi, dimana diawali dengan induksi menggunakan eksplan daun muda. Kemudia diperlukan waktu induksi dan inisiasi kalus terlebih dahulu sebelum terbentuknya kalus embriogenik dengan kisaran waktu sekitar 6 hingga 8 bulan tergantung dari jenis dan klon kopi yang dikulturkan, artinya untuk mendapatkan embrio harus melalui fase pengkalusan yang cukup lama. 

Kendala yang terjadi pada teknik embriogenesis somatik secara langsung :

tidak terbentuk kalus pada fase  awal  induksi, biasanya ini menjadi kendala pada proses multiplikasi karena sumber multiplikasi berasal dari kalus

pada fase awal induksi langsung terbentuk embrio, tetapi jumlah embrio yang terbentuk terbatas dan tingkat multiplikasi yang rendah pada tahapan selanjutnya


Kendala yang terjadi pada teknik embriogenesis somatik secara tidak langsung :

teknik embriogenesis somatik secara tidak langsung membutuhkan waktu yang cukup panjang pada fase induksi dan pengkalusan

hanya sedikit kalus yang berpotensi embriogenik

jumlah kalus yang terbatas berakibat  pada waktu mutiplikasi untuk mencapai jumlah stok kalus yang diinginkan 

tidak semua kalus terekspresi untuk membentuk embrioid

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM - GEOMORFOLOGI DAN ANALISIS LANSKAP

ANALISIS LQ (LOCATION QUOTIENT) MATERI 4 PRAKTIKUM DPPW